Meski pandemi Covid-19 mengguncang dunia, kehidupan harus tetap berjalan. Tinggal bagaimana membangun konsep hidup yang lebih baik, sehingga mendukung kesehatan jiwa.
“Kita kan harus tetap hidup walaupun pandemi Covid-19 berjalan sangat luar biasa,” ujar Prof. Dr. Ah. Yusuf, S.Kp.,M.Kes. Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (Unair), dalam web seminar yang diadakan oleh FKp Unair Selasa (2/6/2020) lalu.
Dijelaskan, perilaku masyarakat merupakan manifestasi dari kondisi jiwa masyarakat itu sendiri. Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan dan dirasakan.
“Pandemi yang terjadi saat ini menjadi stresor yang sangat komprehensif. Penularan virus yang masif, menyeluruh, progresif, mematikan, serentak dari negara satu ke negara lainnya. Ini yang menyebabkan Covid-19, menjadi stresor yang komprehensif meliputi semua bidang kehidupan,” jelasnya.
Masyarakat adaptif, lanjutnya, merupakan masyarakat yang sehat jiwanya. Meskipun stresor yang diterima masyarakat sangat besar, tetapi mereka bisa beradaptasi dengan baik. Hal tersebut dipengaruhi oleh penilaian masyarakat terhadap stresor itu sendiri. Penilaian inilah yang akan mempengaruhi tindakan serta perilaku yang dilakukan masyarakat.
Syukur, sabar, dan ikhlas menjadi komponen penting dalam terciptanya kesehatan jiwa. Dengan senantiasa bersyukur, bersabar, dan ikhlas akan memudahkan masyarakat untuk beradaptasi di era new normal. Bersyukur berarti menyadari bahwa semua yang dimiliki adalah karunia dan pemberian Tuhan, oleh karenanya masyarakat tak akan lagi merasa cemas.
Sedangkan sabra, yaitu luas hati, tidak mudah marah, tabah, tenang dalam mengadapi masalah. Inilah sebabnya selama pandemi Covid -19 berlangsung atau bahkan saat penerapan era new normal nanti sebagai masyarakat harus menyaring informasi.
“Saat ini kita benar-benar harus menyaring informasi. Saringlah apa yang kita share, dan share apa yang sudah kita saring sehingga tidak timbul informasi hoax,” tegas Prof. Yusuf.
Sedangkan ikhlas merupakan keterampilan untuk berserah diri, menyerahkan segala pikiran dan perasaan kepada Tuhan. Cara yang bisa dilakukan untuk mencerminkan perasaan ikhlas yaitu mematuhi segala anjuran yang pemerintah sampaikan.
“Ini yang membuat kita harus mematuhi segala anjuran pemerintah (Ikhlas, Red). Sudah tidak usah marah, sabar dulu. Jika kita sampai melawan itu yang jadi masalah. Ikhlas akan menjadikan seseorang menjadi patuh,” paparnya.
Prof. Yusuf menekankan kepada masyarakat untuk mengikuti arahan pemerintah. Sebab apapun yang akan terjadi nantinya, hidup harus tetap berjalan. (sumber : unair news)