surabayasatu.com
    Facebook Twitter Instagram
    FRESH!
    • Polda Jatim Berhasil Ungkap Komestik Palsu, Dua Tersangka Penjual Diamankan
    • Jatim Raih Penghargaan Top 7 Exhibitors Culture Fest 2022 Kemenpan-RB, Gubernur Khofifah: Bukti Komitmen Pemprov Pacu Birokrasi Kelas Dunia
    • Luncurkan IKI Investasi Jatim dan JOSS Gandos di JILFA 2023, Gubernur Khofifah Optimis Jadi Penguat Ekosistem Investasi yang Clean and Clear
    • Polisi Berhasil Menangkap Komplotan Curanmor 26 TKP di Surabaya
    • Polres Ngawi Ungkap Pencurian Mesin Bajak Sawah di 21 TKP, Tiga Tersangka Berhasil Diamankan
    • Domba, Alternatif Ternak Pascawabah PMK
    • Perppu Ciptaker tak Ada Kaitan dengan Konflik Rusia-Ukraina, Ini Penjelasan Pakar
    • Masuki Usia Satu Abad, NU Emban Mandat Pengembangan Peradaban
    Facebook Twitter Instagram
    surabayasatu.com
    • Beranda
    • Surabaya Raya
    • Jawa Timur
    • Nasional
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Jaringan
      • Indonesia Images
      • EastJava Traveler
    • Kontak
    surabayasatu.com
    Home»Nasional»Lagi, Harimau Tewas Di Lahan Perkebunan Perusahaan Besar
    Nasional

    Lagi, Harimau Tewas Di Lahan Perkebunan Perusahaan Besar

    RedaksiBy RedaksiJumat, 29 Mei 2020Updated:Jumat, 29 Mei 2020Tidak ada komentar3 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Seekor harimau Sumatera terperangkap dan dalam jerat di lahan perkebunan pulp (bubur kertas) yang dioperasikan oleh Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas Group, salah satu produsen kertas terbesar di dunia.

    Hewan langka yang keberadaannya sudah terancam punah tersebut mati, saat ditemukan di konsesi milik PT Arara Abadi dimana area tersebut tercatat sebagai salah satu tempat terjadinya kebakaran besar di antara semua konsesi perkebunan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

    Pembukaan hutan skala besar dan pengeringan lahan gambut oleh sektor perkebunan merupakan akar penyebab kebakaran tidak terkendali di Indonesia yang telah memicu krisis kesehatan tahunan di seluruh wilayah. Kerusakan ini telah menghancurkan habitat alami harimau sehingga membuat mereka terancam di dalam hutan yang merupakan rumah mereka sendiri.

    “Laju deforestasi dan hancurnya habitat di negara-negara yang kaya akan keanekaragaman hayati mendorong terjadinya kontak hewan liar dengan manusia seperti harimau yang akhirnya membuat mereka terbunuh,” jelas Kiki Taufik, Kepala Kampanye Hutan Global di Greenpeace Asia Tenggara.

    Saat ini, lanjut Kiki, pandemi COVID-19 telah membuktikan bahwa berbagai wabah penyakit memiliki kaitan dengan deforestasi, adalah sangat penting untuk menghentikan perusakan hutan untuk menyelamatkan iklim, satwa liar, kesehatan dan masa depan kita.

    Harimau mati tersebut diperkirakan berusia dua tahun, terluka di kaki depan kanannya yang kemungkinan besar menyebabkan infeksi. Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), terdapat bangkai babi yang ditemukan di dekat jerat, menunjukkan bahwa harimau tersebut mungkin menjadi sasaran pemburu.

    Tahun ini setidaknya dua harimau Sumatera lainnya yang jumlahnya kurang dari 600 yang tersisa di alam liar, terjebak dalam perangkap di konsesi perkebunan pulp. Salah satu dari mereka diselamatkan tepat waktu dan mendapat pertolongan medis.

    “Hampir satu dekade lalu, dokumentasi Greenpeace menunjukkan kematian harimau sekarat terperangkap dalam jerat di konsesi APP,” kata Kiki.

    Ditambahkan, ini adalah pengulangan sejarah kelam bagi perusahaan, APP yang terkait dengan pembukaan dan pembakaran hutan yang membahayakan habitat penting bagi harimau, meskipun berjanji untuk menghentikan deforestasi.

    Area tersisa yang menjadi benteng harimau harus benar-benar steril dari kegiatan industri jika kita ingin menyelamatkan salah satu dari jenis hewan paling ikonik di Indonesia.

    Pada 2013, APP berkomitmen untuk mengakhiri deforestasi dan memperkenalkan komitmen konservasi baru. Namun, analisis Greenpeace baru-baru ini menunjukkan terbakar dalam konsesi terkait dengan grup tersebut antara 2015 dan 2018 yang luasnya lebih besar dari Singapura.

    Grup ini bertanggung jawab atas perusakan hutan dan lahan gambut secara luas yang menjadi habitat harimau, gajah dan orangutan, dan juga terkait banyak pelanggaran HAM di Sumatera. Pekan lalu, lebih dari 90 LSM lokal dan internasional meminta mitra bisnis APP untuk menangguhkan kesepakatan dengan perusahaan sampai perusahaan membuat ‘perubahan radikal’ di seluruh sektor bisnisnya.

    Harimau Sumatera telah terdaftar sebagai spesies terancam punah dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List sejak 2008 disebabkan oleh perburuan, hilangnya habitat dan konflik manusia-satwa liar.

    Selanjutnya pemerintah Indonesia perlu memperkuat peraturan untuk melindungi hutan dan lahan gambut, sementara perusahaan harus membuktikan bahwa rantai pasok mereka tidak terkait deforestasi. (foto : dok greenpeace.org)

    Bagikan ini:

    • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
    • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
    • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
    • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
    • Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
    pilihan editor
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Redaksi

    Berita Lainnya

    Polisi Berhasil Menangkap Komplotan Curanmor 26 TKP di Surabaya

    Kamis, 2 Februari 2023

    Polres Ngawi Ungkap Pencurian Mesin Bajak Sawah di 21 TKP, Tiga Tersangka Berhasil Diamankan

    Kamis, 2 Februari 2023

    Perppu Ciptaker tak Ada Kaitan dengan Konflik Rusia-Ukraina, Ini Penjelasan Pakar

    Kamis, 2 Februari 2023

    Masuki Usia Satu Abad, NU Emban Mandat Pengembangan Peradaban

    Rabu, 1 Februari 2023

    Gandeng Stikosa-AWS, Polda Jatim Gelar Pelatihan Content Creator bagi Humas Polres

    Rabu, 1 Februari 2023

    Lakukan Audiensi dengan Kapolda Jatim, AMSI Harap bisa Antisipasi Potensi Friksi Sosial di Tahun Politik

    Rabu, 1 Februari 2023

    Leave A Reply Cancel Reply

    Berita Terbaru

    Polda Jatim Berhasil Ungkap Komestik Palsu, Dua Tersangka Penjual Diamankan

    Kamis, 2 Februari 2023

    Jatim Raih Penghargaan Top 7 Exhibitors Culture Fest 2022 Kemenpan-RB, Gubernur Khofifah: Bukti Komitmen Pemprov Pacu Birokrasi Kelas Dunia

    Kamis, 2 Februari 2023

    Luncurkan IKI Investasi Jatim dan JOSS Gandos di JILFA 2023, Gubernur Khofifah Optimis Jadi Penguat Ekosistem Investasi yang Clean and Clear

    Kamis, 2 Februari 2023

    Polisi Berhasil Menangkap Komplotan Curanmor 26 TKP di Surabaya

    Kamis, 2 Februari 2023

    Polres Ngawi Ungkap Pencurian Mesin Bajak Sawah di 21 TKP, Tiga Tersangka Berhasil Diamankan

    Kamis, 2 Februari 2023

    Domba, Alternatif Ternak Pascawabah PMK

    Kamis, 2 Februari 2023
    © 2023surabayasatu.com | info surabaya nomor satu
    • Beranda
    • Disclaimer
    • Iklan
    • Kontak
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.