surabayasatu.com
    Facebook Twitter Instagram
    FRESH!
    • PT Pertamina Hulu Indonesia Perkuat Strategi Dukung Pencapaian Target Operasi dan Bisnis 2023
    • Gubernur Khofifah Berharap Gedung Multazam RSUD Haji Jadi Penguat Kualitas Layanan
    • Gubernur Khofifah Berlakukan Pemutihan Pajak Kendaraan Selama 120 Hari
    • Jurus Investigasi ala Narasi TV, Gunakan Kesabaran hingga Open-Source Intelligence
    • Gara-gara Medsos, Jurnalis Foto pun Terpecah Dua Kutub
    • Di Balik Pemberangkatan Tugas Pasukan 527/BY, Ternyata Ada Sosok Wanita-wanita Tegar
    • Blusukan ke Dua Pasar di Mojokerto, Gubernur Khofifah Pastikan Stok Bahan Pokok Aman Hingga Lebaran
    • Tingkatkan Pemahaman Wartawan Tentang Industri Migas, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur Gelar Program Mengarungi Lautan Untuk Indonesia
    Facebook Twitter Instagram
    surabayasatu.com
    • Beranda
    • Surabaya Raya
    • Jawa Timur
    • Nasional
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Jaringan
      • Indonesia Images
      • EastJava Traveler
    • Kontak
    surabayasatu.com
    Home»Nasional»Lagi, Harimau Tewas Di Lahan Perkebunan Perusahaan Besar
    Nasional

    Lagi, Harimau Tewas Di Lahan Perkebunan Perusahaan Besar

    Roy SubarkahBy Roy SubarkahJumat, 29 Mei 2020Updated:Jumat, 29 Mei 2020Tidak ada komentar3 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp

    Seekor harimau Sumatera terperangkap dan dalam jerat di lahan perkebunan pulp (bubur kertas) yang dioperasikan oleh Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas Group, salah satu produsen kertas terbesar di dunia.

    Hewan langka yang keberadaannya sudah terancam punah tersebut mati, saat ditemukan di konsesi milik PT Arara Abadi dimana area tersebut tercatat sebagai salah satu tempat terjadinya kebakaran besar di antara semua konsesi perkebunan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

    Pembukaan hutan skala besar dan pengeringan lahan gambut oleh sektor perkebunan merupakan akar penyebab kebakaran tidak terkendali di Indonesia yang telah memicu krisis kesehatan tahunan di seluruh wilayah. Kerusakan ini telah menghancurkan habitat alami harimau sehingga membuat mereka terancam di dalam hutan yang merupakan rumah mereka sendiri.

    “Laju deforestasi dan hancurnya habitat di negara-negara yang kaya akan keanekaragaman hayati mendorong terjadinya kontak hewan liar dengan manusia seperti harimau yang akhirnya membuat mereka terbunuh,” jelas Kiki Taufik, Kepala Kampanye Hutan Global di Greenpeace Asia Tenggara.

    Saat ini, lanjut Kiki, pandemi COVID-19 telah membuktikan bahwa berbagai wabah penyakit memiliki kaitan dengan deforestasi, adalah sangat penting untuk menghentikan perusakan hutan untuk menyelamatkan iklim, satwa liar, kesehatan dan masa depan kita.

    Harimau mati tersebut diperkirakan berusia dua tahun, terluka di kaki depan kanannya yang kemungkinan besar menyebabkan infeksi. Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), terdapat bangkai babi yang ditemukan di dekat jerat, menunjukkan bahwa harimau tersebut mungkin menjadi sasaran pemburu.

    Tahun ini setidaknya dua harimau Sumatera lainnya yang jumlahnya kurang dari 600 yang tersisa di alam liar, terjebak dalam perangkap di konsesi perkebunan pulp. Salah satu dari mereka diselamatkan tepat waktu dan mendapat pertolongan medis.

    “Hampir satu dekade lalu, dokumentasi Greenpeace menunjukkan kematian harimau sekarat terperangkap dalam jerat di konsesi APP,” kata Kiki.

    Ditambahkan, ini adalah pengulangan sejarah kelam bagi perusahaan, APP yang terkait dengan pembukaan dan pembakaran hutan yang membahayakan habitat penting bagi harimau, meskipun berjanji untuk menghentikan deforestasi.

    Area tersisa yang menjadi benteng harimau harus benar-benar steril dari kegiatan industri jika kita ingin menyelamatkan salah satu dari jenis hewan paling ikonik di Indonesia.

    Pada 2013, APP berkomitmen untuk mengakhiri deforestasi dan memperkenalkan komitmen konservasi baru. Namun, analisis Greenpeace baru-baru ini menunjukkan terbakar dalam konsesi terkait dengan grup tersebut antara 2015 dan 2018 yang luasnya lebih besar dari Singapura.

    Grup ini bertanggung jawab atas perusakan hutan dan lahan gambut secara luas yang menjadi habitat harimau, gajah dan orangutan, dan juga terkait banyak pelanggaran HAM di Sumatera. Pekan lalu, lebih dari 90 LSM lokal dan internasional meminta mitra bisnis APP untuk menangguhkan kesepakatan dengan perusahaan sampai perusahaan membuat ‘perubahan radikal’ di seluruh sektor bisnisnya.

    Harimau Sumatera telah terdaftar sebagai spesies terancam punah dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List sejak 2008 disebabkan oleh perburuan, hilangnya habitat dan konflik manusia-satwa liar.

    Selanjutnya pemerintah Indonesia perlu memperkuat peraturan untuk melindungi hutan dan lahan gambut, sementara perusahaan harus membuktikan bahwa rantai pasok mereka tidak terkait deforestasi. (foto : dok greenpeace.org)

    pilihan editor
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Roy Subarkah

    Berita Lainnya

    PT Pertamina Hulu Indonesia Perkuat Strategi Dukung Pencapaian Target Operasi dan Bisnis 2023

    Sabtu, 15 April 2023

    Gubernur Khofifah Berharap Gedung Multazam RSUD Haji Jadi Penguat Kualitas Layanan

    Sabtu, 15 April 2023

    Gara-gara Medsos, Jurnalis Foto pun Terpecah Dua Kutub

    Selasa, 4 April 2023

    Pelindo Petikemas Alihkan Pengelolaan TPK Belawan ke Anak Perusahaan

    Sabtu, 1 April 2023

    Program Mudik Gratis Pemprov Jatim, Pendaftarannya Dibuka Hari Ini Secara Online

    Senin, 27 Maret 2023

    Ganjar Ngabuburit Sambil Berbagi Kebahagiaan dengan Anak Panti Asuhan

    Minggu, 26 Maret 2023

    Leave A Reply Cancel Reply

    Berita Terbaru

    PT Pertamina Hulu Indonesia Perkuat Strategi Dukung Pencapaian Target Operasi dan Bisnis 2023

    Sabtu, 15 April 2023

    Gubernur Khofifah Berharap Gedung Multazam RSUD Haji Jadi Penguat Kualitas Layanan

    Sabtu, 15 April 2023

    Gubernur Khofifah Berlakukan Pemutihan Pajak Kendaraan Selama 120 Hari

    Jumat, 14 April 2023

    Jurus Investigasi ala Narasi TV, Gunakan Kesabaran hingga Open-Source Intelligence

    Jumat, 14 April 2023

    Gara-gara Medsos, Jurnalis Foto pun Terpecah Dua Kutub

    Selasa, 4 April 2023

    Di Balik Pemberangkatan Tugas Pasukan 527/BY, Ternyata Ada Sosok Wanita-wanita Tegar

    Sabtu, 1 April 2023
    © 2023surabayasatu.com | info surabaya nomor satu
    • Beranda
    • Disclaimer
    • Iklan
    • Kontak
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.