surabayasatu.com
    Facebook Twitter Instagram
    FRESH!
    • Polda Jatim Berhasil Ungkap Komestik Palsu, Dua Tersangka Penjual Diamankan
    • Jatim Raih Penghargaan Top 7 Exhibitors Culture Fest 2022 Kemenpan-RB, Gubernur Khofifah: Bukti Komitmen Pemprov Pacu Birokrasi Kelas Dunia
    • Luncurkan IKI Investasi Jatim dan JOSS Gandos di JILFA 2023, Gubernur Khofifah Optimis Jadi Penguat Ekosistem Investasi yang Clean and Clear
    • Polisi Berhasil Menangkap Komplotan Curanmor 26 TKP di Surabaya
    • Polres Ngawi Ungkap Pencurian Mesin Bajak Sawah di 21 TKP, Tiga Tersangka Berhasil Diamankan
    • Domba, Alternatif Ternak Pascawabah PMK
    • Perppu Ciptaker tak Ada Kaitan dengan Konflik Rusia-Ukraina, Ini Penjelasan Pakar
    • Masuki Usia Satu Abad, NU Emban Mandat Pengembangan Peradaban
    Facebook Twitter Instagram
    surabayasatu.com
    • Beranda
    • Surabaya Raya
    • Jawa Timur
    • Nasional
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Jaringan
      • Indonesia Images
      • EastJava Traveler
    • Kontak
    surabayasatu.com
    Home»Nasional»Eva Sundari : Ekonomi Indonesia Jauh Lebih Baik
    Nasional

    Eva Sundari : Ekonomi Indonesia Jauh Lebih Baik

    RedaksiBy RedaksiSelasa, 8 Januari 2019Updated:Selasa, 22 Januari 2019Tidak ada komentar2 Mins Read
    Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp
    Eva Kusuma Sundari, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan. FOTO : ISTIMEWA
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    SurabayaSatu, JAKARTA – Pernyataan yang menyebut jika kondisi perekonomian RI setara dengan Haiti, Siera Lione, dan Rwanda, patut dipertanyakan. Mengutip data World Bank tentang kemiskinan maupun tentang GDP/GNI, Indonesia justru berada jauh dari tiga negara ini.

    “Data Non World Bank, yaitu laporan tahunan 2018 dari Indeks Negara Rapuh, lagi-lagi menempatkan RI jauh lebih baik dari ketiga negara tersebut bahkan dari Amerika sekalipun,” jelas Eva Kusuma Sundari, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.

    Indeks Negara Rapuh (Fragile State Index), lanjutnya, adalah sebuah penilaian (assessment) tahunan terhadap 178 negara yang disusun oleh sebuah lembaga nirlaba Fund for Peace dan Majalah Foreign Policy sejak 2005.

    “Keduabelas indikator yang diolah untuk menentukan indeks adalah Security Apparatus, Factionalized Elites, Group Grievance Economic Decline and Property, Uneven Economic Development, Human Flight and Brain Drain, State Legitimacy, Public Services, Human Rights and Rule of Law, Demographic Pressures, Refugees and Internally Displaced Persons dan External Intervention,” papar politisi senior kelahiran Nganjuk, Jawa Timur ini.

    Hasil perhitungan indeks, kata Eva, dikelompokkan berdasarkan kategori Kohesi, Ekonomi, Politik dan Sosial. Banyaknya indikator menunjukkan bahwa indeks kerapuhan negara tersebut melibatkan data yang lebih lengkap, luas, dan berbagai sudut pandang sehingga kondisi negara dianalisi lebih mendalam dan detail.

    Berdasarkan skor yang diperoleh, suatu negara dapat masuk ke dalam satu dari empat kategori, yakni sustainable, stable, warning, dan alert. Semakin tinggi skor suatu negara, semakin tinggi peringkat kerapuhannya dan berarti semakin rapuh (fragile) negara tersebut.

    “Indonesia pada 2018 masuk dalam kategori elevated warning, dengan skor 72,3 dan berada di peringkat 91 dari 178 negara,” tegas perempuan yang menuntaskan S-2 nya di Facultas Ekonomi, University of Nottingham, Inggris ini.

    Memasuki 2018, Indonesia ada dalam satu kategori dengan Arab Saudi, Meksiko, Tiongkok, Afrika Selatan dan Thailand. Sedangkan Rwanda ada dalam kategori High Warning, dan Haiti masuk dalam kategori negara High Alert yang sekelompok dengan Irak, Afganistan, dan Sudan.

    “Dilihat berdasarkan tren selama satu dasawarsa 2008-2018, Indonesia masuk dalam kategori terbaik, significant improvement, yakni mengalami penurunan skor lebih dari 10 poin,” katanya.

    Prestasi ini sejajar dengan yang dialami Jerman, Moldova, Kuba, Belarus dan Turkmenistan. Bahkan prestasi ini di atas Amerika Serikat yang selama periode yang sama mengalami pemburukan. (hendro d. laksono | foto : istimewa)

    Bagikan ini:

    • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
    • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
    • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
    • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
    • Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Redaksi

    Berita Lainnya

    Perppu Ciptaker tak Ada Kaitan dengan Konflik Rusia-Ukraina, Ini Penjelasan Pakar

    Kamis, 2 Februari 2023

    Masuki Usia Satu Abad, NU Emban Mandat Pengembangan Peradaban

    Rabu, 1 Februari 2023

    Gelar Refleksi Akhir Tahun, Kemenpora Ajak Organisasi Kepemudaan Siap Sambut 2023

    Selasa, 13 Desember 2022

    Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Dorong Pegiat Organisasi Kemahasiswaan dan Kepelajaran Adaptif Terhadap Perubahan

    Jumat, 9 Desember 2022

    Berbagai Langkah Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19

    Senin, 21 Juni 2021

    Inpres Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Siapa Diuntungkan?

    Jumat, 2 April 2021

    Leave A Reply Cancel Reply

    Berita Terbaru

    Polda Jatim Berhasil Ungkap Komestik Palsu, Dua Tersangka Penjual Diamankan

    Kamis, 2 Februari 2023

    Jatim Raih Penghargaan Top 7 Exhibitors Culture Fest 2022 Kemenpan-RB, Gubernur Khofifah: Bukti Komitmen Pemprov Pacu Birokrasi Kelas Dunia

    Kamis, 2 Februari 2023

    Luncurkan IKI Investasi Jatim dan JOSS Gandos di JILFA 2023, Gubernur Khofifah Optimis Jadi Penguat Ekosistem Investasi yang Clean and Clear

    Kamis, 2 Februari 2023

    Polisi Berhasil Menangkap Komplotan Curanmor 26 TKP di Surabaya

    Kamis, 2 Februari 2023

    Polres Ngawi Ungkap Pencurian Mesin Bajak Sawah di 21 TKP, Tiga Tersangka Berhasil Diamankan

    Kamis, 2 Februari 2023

    Domba, Alternatif Ternak Pascawabah PMK

    Kamis, 2 Februari 2023
    © 2023surabayasatu.com | info surabaya nomor satu
    • Beranda
    • Disclaimer
    • Iklan
    • Kontak
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Redaksi

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.